Menurutpenelitian spiritual, penyebab utama meningkatnya bencana alam seperti gempa bumi, banjir dan letusan gunung berapi adalah proses siklus yang terjadi di alam semesta dari waktu ke waktu. Bencana alam yang kita saksikan selama ini hanyalah awal dari fase destruktif, yang intensitasnya akan meningkat selama 5 tahun ke depan hingga tahun 2024. Umumnya gempa disebabkan pergeseran lempeng bumi atau gempa tektonik. Ada juga gempa vulkanik yang disebabkan erupsi gunung berapi. Namun saat ilmu pengetahuan belum berkembang pesat, mitologi punya cerita-cerita unik tentang asal-usul gempa. Poseidon, dewa laut di mitologi Yunani juga dikenal dengan nama Sang Pengguncang Bumi. Pasalnya, dia kerap menimbulkan gempa bumi dan tsunami dahsyat dengan hantaman trisula miliknya. Biasanya bencana alam ini terjadi saat dia lagi bad mood. ©Pixabay/intographics Ceritarakyat toraja disebut puama dikenal juga dengan sebutan ulelean. Ini cerita tentang seorang putri dengan pak rusa'. Virtual seperti internet), yang relevan dengan isu bencana alam. Dia mencontohkan smong sebuah cerita rakyat simelue di aceh yang terus. Menjalani kehidupan yang harmoni dan selaras dengan alam. Menghuraikan masalah yang
Mohd Yusni kiri yang mengetuai delegasi misi kelima menunjuk isyarat tangan bagus bagi memberi gambaran usaha mereka kali ini suksesKUALA LUMPUR - Bencana gempa yang melanda Turkiye & Syria masih meninggalkan kesan yang mendalam terhadap penduduk di wilayah terbabit, terutama mereka yang menjadi mangsa. Kehilangan anggota keluarga, tempat tinggal, harta benda serta terputus sumber pendapatan menambahkan lagi kesulitan untuk meneruskan meringankan sedikit penanggungan, atau sekurang kurangnya sebagai tanda keprihatinan, PASRelief bersama 39 NGO menggembleng tenaga bagi membantu mangsa di Aid 4 Turkiye & Syria bersama kanak-kanak yang turut menjadi mangsa gempa bumi Pengerusi Aid 4 Turkiye & Syria, Datuk Seri Muhammad Sanusi Md. Nor, setakat ini, sebanyak lima misi kemanusiaan telah disempurnakan dengan yang terbaru pada 3 hingga 7 Jun lalu diketuai Pengarah Aid 4 Turkiye & Syria, Mohd Yusni Mat Piah bersama lapan delegasi serta dua wakil beliau, rentetan dari misi bantuan pertama sehingga ke lima, Aid 4 Turkiye & Syria telah menyumbang sebanyak 36 kontena kepada mangsa-mangsa gempa bumi. Selain itu, bantuan food pack dan food truck turut disediakan.“Sekretariat Aid4Turkiye&Syria akan berusaha untuk menyalurkan lebih banyak bantuan berbentuk kontena penempatan sebanyak 100 unit.“Kontena yang dilengkapi perabut asas serta bekalan elektrik dan air bersih ini berharga RM30,000 setiap unit.“Selain itu, bantuan 10 food truck dengan kos RM100,000 bagi setiap trak adalah termasuk makanan asas, selimut dan pakaian musim sejuk,” katanya dalam satu kenyataan, Yusni menyendukkan kuah dhal kepada salah seorang mangsa gempa Muhammad Sanusi lagi, Misi ini digerakkan atas dasar keprihatinan juga kemanusiaan, dan ia akan terus dijalankan bagi memenuhi keperluan semasa mangsa gempa bumi.“Pihak Aid4Turkiye&Syria amat menghargai komitmen serta keprihatinan rakyat Malaysia yang menyumbang melalui sekretariat ini.“Alhamdulillah misi kelima kali ini, delegasi berjaya masuk ke Idlib dan Halab di Syria,” ujarnya.
140ayat -Berkaitan alam semesta dan yang berkaitan dengannya. 65 ayat -Tentang Bumi, tumbuhan, gunung ganang/jenis tanah, proses kejadian hujan dll. tanah longsor, gempa bumi, semburan lumpur dan bencana lainnya yang banyak terjadi di muka bumi ini. Apakah itu teguran dari Allah SWT atas perilaku kita ? Sebagai orang yang beriman kita
Kelas X SMAmapel sejarahkategori cerita rakyatkata kunci dongeng , gempa bumi Pembahasan ;Cerita Rakyat Minahasa GUNUNG LOKON pada zaman dahulu kala , bumi ini penuh dengan gunung maupun pegunungan , termasuk daerah minahasa ,Konon, gunung dan pegunungan itu ada Lokon dihuni sungguh berbahagia karena hidup aman sejahtera di tempat itu tanpa tetapi, pada suatu hari ia disuruh pindah tempat karena didesak orang lain yang merasa lebih berhak tinggal di situ. Penghuni itu bernama Pinontoan dengan istrinya bernama tidak bisa berbuat menyerah dengan hati berjalan menerobos pohon-pohon besar sambil menuruni bukit mencari tempat lain. Tiba-tiba Makawalang berhenti. Tampak olehnya sebuah gua. Ia pun masuk ke dalam gua itu hingga jauh ke menancapkan tiang-tiang besar penyangga tanah agar bumi jangan runtuh menindihnya. Ia juga memelihara babi hutan. Hiduplah ia dengan bebas dan bahagia, tidak ada orang yang dapat mengusiknya tetapi sayang, jika babi hutan-babi hutan itu menggosok-gosokkan badan mereka ke tiang penahan bumi, terjadilah gempa atau getaran bumi itu terjadi secara babi hutan kecil yang menggosokkan badannya, gempa itu tidak begitu terasa karena gerakan mereka jika babi hutan besar menggosok badan, biasa disebut kantong, gerakan gempanya keras dan berarti, mereka tidak hanya menggosok-gosokkan badan, tetapi juga bersuir-suir mengorek-ngorek tanah.Di bumi bisa terjadi kerusakan rumah dan jembatan, bahkan dapat menyebabkan tanah longsor dan gelombang meredakan gempa bumi itu, orang-orang di kampung yang berada di atas bumi harus menyembunyikan atau memukul tongtong, buluh, atau barang apa saja. Mereka juga harus berseru, “Wangko!Tambah hebat lagi!”Maksudnya untuk mengolok babi hutan-babi hutan Makawalang supaya berhenti menggosok.Gres Indonesia AyoBelajar AyoMembaca AyoPintar DuniaPendidikan TanyaJawab IndonesiaPintar PenerusBangsa CerdasPendidikan HidupPendidikan PintarJawab DariCerita Rakyat hingga Sistem Peringatan Dini, Beginilah Perkembangan Mitigasi Bencana di Indonesia Hal ini dapat dilihat dari salah satu studi yang meneliti beberapa cerita rakyat di Indonesia seperti cerita Timun Mas yang berkaitan dengan bencana mud volcano, cerita Rawa Pening yang berisikan informasi mengenai banjir yang terjadi di
Sorong ANTARA - Pelaksana Tugas Sekda Kota Sorong Ruddy Laku mengatakan sekolah lapang gempa bumi untuk meningkatkan edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat Kota Sorong dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi potensi gempa bumi dan tsunami di wilayah itu."Kegiatan yang diselenggarakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG itu sebagai salah satu motivasi bagi masyarakat Kota Sorong dalam kesiapsiagaan menghadapi potensi gempa bumi dan tsunami," kata Ruddy Laku saat menutup sekolah lapang gempa bumi di Sorong, Papua Barat Daya, Rabu. Menurut dia, pemerintah selalu menyambut baik kegiatan positif yang diberikan sebagai edukasi kepada masyarakat untuk mengetahui potensi gempa bumi dan tsunami. Data BMKG menyebutkan wilayah Papua, Papua Barat, dan Papua Barat Daya memiliki kawasan dengan tingkat aktivitas kegempaan yang sangat tinggi di Indonesia terkait aktivitas subduksi dan sesar aktif. Sumber sesar aktif itu yakni Zona Sesar Sorong, Zona Sesar Yapen, Zona Sesar Mamberamo, Zona Sesar Ransiki-Wandamen, Zona Sesar Tarera-Aiduna, dan Zona Sesar Naik Jayawijaya. Berdasarkan sejarah gempa bumi yang merusak di Papua Barat Daya adalah gempa Sorong-Raja Ampat pada 7 Oktober 1923 dengan magnitudo 7,4. Kemudian gempa Sorong-Raja Ampat pada 10 November 1925 bermagnitudo 7,3. Baca juga BMKG gelar Sekolah Lapang Gempa tingkatkan edukasi mitigasi bencana Selain itu, gempa Sorong pada 4 September 2015 dengan magnitudo 6,8 yang mengakibatkan 67 orang mengalami luka dan ratusan bangunan dan rumah mengalami kerusakan. "Oleh karena itu, kami sangat mendukung penuh pelaksanaan kegiatan sekolah lapang gempa bumi tersebut," kata Ruddy Laku. "Kami juga sangat mengharapkan sekolah lapang tersebut menjadi role model dalam mengantisipasi bencana dan berlanjutan dilakukan secara berkala di seluruh wilayah yang berpotensi terjadi gempa bumi dan tsunami," Yuvensius Lasa BanafanuEditor Bambang Sutopo Hadi COPYRIGHT © ANTARA 2023
masyarakatLio di Desa Pamo, Kecamatan Kelimutu Kabupaten Ende Provinsi NTT yang berkaitan dengan mitigasi bencana gempabumi tektonik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini dilibatkan 10 orang sebagai informan; yang ditentukan dengan cara bola salju dan disertai dengan kesediaan
- Bocah ini mengenalkan diri sebagai Acang. Dia enggan dipanggil dengan nama aslinya oleh siapa pun, termasuk oleh kawan-kawannya. Gerak-geriknya lebih dewasa ketimbang teman sebayanya. Dia enggan bermain balon hidrogen meski semua temannya melakukan itu. Dia juga enggan berkelahi dan memilih mundur saat kawannya menantang. Pengalaman hidup yang membuatnya lebih dewasa dari usianya. Acang lahir dari keluarga miskin. Dia rutin membantu bapaknya, seorang petani, mengambil kelapa langsung dari pohon. Dia bahkan tak naik kelas karena mengaku tidak ada cukup waktu untuk belajar. Tahun ini, dia semestinya kelas enam. Rutinitas ini bahkan kembali ia lakukan tak lama setelah gempa besar mengguncang rumahnya di Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, pada 28 September tahun lalu. Tak ada pilihan lain bagi Acang dan keluarganya, sebab saat itu, bantuan-baik dari pemerintah atau swasta-sangat minim sementara dapur tetap perlu mengebul. Dia mengenakan pakaian sekolah putih lusuh dengan dalaman yang panjang lengannya lebih panjang dari baju sekolah. Celananya kebesaran, dan sepatu yang sudah jebol di sana-sini. Dia tak pakai topi, hilang, katanya. Meski miskin dan pernah tak naik kelas, Acang punya cita-cita setinggi langit. Dia betul-betul ingin berkarier di langit. Menjadi pilot. "Karena bisa antar orang ke mana-mana," akunya kepada saya, Kamis 18/7/2019 kemarin. "Sebetulnya mau jadi tentara juga, tapi saya takut mati."Kami bicara seperti orang dewasa. Saya bertanya, dia jawab, lalu melemparkan pertanyaannya sendiri. "Kalau jadi wartawan ngapain aja? Tanya-tanya orang, ya?""Di Jakarta enak?" "Di Jakarta panas enggak seperti di sini?" Pertanyaan-pertanyaan itu saya jawab dengan senang hati. Lalu satu per satu kawan-kawannya mendekati kami hingga membentuk lingkaran. Saya, yang tadinya lebih banyak bertanya ke Acang, jadi diberondong pertanyaan oleh bocah-bocah SDN 1 Tulo ini. Mereka semua adalah korban Gempa Palu. Siswa kelas 5 SDN 1 Tulo awalnya berjumlah 30, tapi setelah gempa sisa 26. Empat lainnya memutuskan pergi dari desa tersebut, atau memang sudah tak ada. Anak-anak yang bersama saya tak ada yang bilang suatu saat nanti ingin ke ibu kota, tak ada yang mau tinggal di Sigi. Saya bilang jangan karena Jakarta itu tak enak, macet, sumpek, penuh polusi, dan bisa bikin orang gampang jadi pemarah. Tapi mereka tidak peduli. "Di Jakarta itu gampang cari kerja," kata salah satu dari mereka, entah dapat kabar dari mana. Saya awalnya ragu bertanya apa yang mereka alami pada malam jahanam itu. Saya tak mau membuat mereka sedih lagi. Tapi salah satu dari mereka, Andika Pratama, kelas 5 SD, bercerita tanpa ditanya "waktu itu saya lagi mandi. Pas gempa saya keluar rumah, telanjang." Andika juga punya cita-cita. Jadi polisi, katanya, sebab polisi "memberantas kejahatan, termasuk sabu-sabu." Andika bilang di daerahnya orang-orang dewasa gemar nyabu. Dia bahkan pernah melihat transaksi haram itu di bangunan kosong samping kuburan yang terletak di belakang sekolahnya. Bocah-bocah ini berebut bercerita, mencoba menarik perhatian saya dengan suara yang dikencang-kencangkan. Saya tak sempat mencatat banyak. Takjub karena mereka bisa menceritakan itu semua dengan entengnya, seperti bercerita bagaimana rasanya naik wahana di Dufan atau berkisah soal pengalaman hari pertama masuk sekolah. Tak ada beban. Saya mungkin tak bisa melakukan itu jika ada di posisi mereka. "Saya sudah tidak takut. Dulu iya," aku Andika. Dia lalu bercerita bak seorang petugas senior dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB soal apa yang perlu dilakukan jika suatu saat terjadi gempa lagi. "Berlindung di bawah meja, atau keluar rumah cari lapangan. Yang penting jangan dekat-dekat dinding," katanya, lalu disambut temannya yang lain. "Betul... betul..." Sebagian dari mereka masih tinggal di hunian sementara huntara karena rumah rusak atau hancur sama sekali meski gempa hampir terjadi satu tahun lalu-per Maret lalu, berdasarkan catatan Yayasan Sayangi Tunas Cilik, anak masih tinggal di huntara yang kondisinya tak bisa dibilang baik. Kami berbagi cerita di sebuah lapangan di belakang SDN 1 Tulo, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi. Di sini 500 anak lain-SD, SMP, dan SMA-tengah mengikuti acara Hari Anak Nasional HAN 2019 dengan tema 'Kita Anak Indonesia, Kita Sehat dan Gembira' yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Sigi dengan dukungan yayasan sosial Wahana Visi Indonesia WVI dan bank HSBC. Dalam acara ini panitia menggelar beberapa lomba untuk Dwi Septiani, Manajer WVI Sigi, mengatakan salah satu fokus organisasinya saat ini adalah penyembuhan psikologis anak-anak. Meski di luar mereka tampak seperti anak-anak biasa, tapi di dalam mereka sesungguhnya masih rapuh. Penyembuhan dari trauma perlu waktu yang panjang. "Semoga [acara ini] bisa membuat anak-anak gembira," katanya. "Juga kepada orangtua. Acara ini untuk kembali mengingatkan kita bahwa anak-anak adalah masa tumbuh kembang yang perlu didukung," sambung Dwi. Acara ini memang sekilas melepas beban mereka. Yang ada hanya tawa; tak ada sedih. Anak-anak, bersama ibu dan bayi lahir, adalah kelompok yang paling rentan dalam kondisi bencana. Begitu kata Organisasi Kesehatan Dunia WHO. Karena itu WVI juga mendirikan posyandu di beberapa tempat dan melatih orang-orang agar jadi 'kader kesehatan'. Sayangnya tidak semua anak-anak seberuntung atau sekuat Aceng atau Andika, atau anak-anak yang turut serta dalam acara hari anak. Saat saya melintasi bekas jalan aspal yang amblas-kira-kira 5-7 meter-di kawasan Perumnas Balaroa, salah satu lokasi likuifaksi terparah, beberapa bocah menghampiri mobil yang saya tumpangi. Jalanan yang rusak membuat mobil melaju pelan sehingga bisa terus diikuti bocah-bocah tak beralas kaki itu dari samping. Saya tidak dengar apa yang mereka katakan karena pintu mobil tertutup rapat. Tapi dari raut wajahnya, mereka jelas-jelas tengah meminta satu dua lembar rupiah dari saya."Enggak usah dikasih, nanti kebiasaan," kata Pak Sopir yang membawa saya. Anjurannya sama persis seperti yang tercetak pada papan pengumuman yang pernah saya lihat di lampu-lampu merah Jakarta. Saya mengikuti anjurannya, lalu kembali memelototi gawai yang sedari tadi tak saya lepas dari genggaman. Saya sampai ke satu artikel. Di sana tertulis diperkirakan, ada ribuan jasad masih tertimbun di reruntuhan Perumnas Balaroa. Saya langsung bergidik, sebab beberapa menit sebelumnya saya baru saja menginjakkan kaki di reruntuhan pemukiman yang tak lagi diapa-apakan itu. Pemandangan yang sangat sureal karena latar belakang kuburan massal tanpa nisan itu adalah perbukitan hijau, langit biru, dan garis awan putih yang membentuk citra bak di negeri lalu melongok ke belakang, melihat lagi bocah-bocah itu, dan berpikir apa mungkin orangtua mereka juga tertimbun di bawah sana? - Sosial Budaya Reporter Rio ApininoPenulis Rio ApininoEditor Mufti Sholih Linuhadalah gempa bumi dalam bahasa Balinya, sejatinya disebutkan merupakan fenomena alam yang normal namun tetaplah perlu diwaspadai. Terkadang menurut Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), gempa bumi merupakan bagian dari dinamika bumi yang senantiasa akan muncul sepanjang zaman. Ada sebuah kisah, pada zaman dahulu diceritakan, ketika awal
Gempa megathrust berkaitan dengan getaran gempa yang terjadi dekat dengan daratan dan berskala besar. Akibatnya bisa menyebabkan bangunan runtuh dan menimbulkan korban jiwa. - Salah satu bentuk bencana alam yang umum terjadi di Indonesia adalah gempa bumi. Hal ini enggak lepas dari posisi wilayah Indonesia yang terletak di cincin api Pasifik. Gempa bumi dalam skala yang besar selalu menimbulkan kekhawatiran akan munculnya gempa susulan atau bahkan bencana tsunami. Gempa bumi dalam skala yang sangat besar dan destruktif bahkan bisa menimbulan bangunan runtuh, lo. Jika sebuah gempa berkekuatan sangat besar dan bisa meruntuhkan bangunan, maka gempa itu bisa digolongkan sebagai gempa megathrust, Kids. Lalu, apa yang dimaksud dengan gempa megathrust itu? Apa itu Gempa Megathrust? Dilansir dari laman mengacu pada tweet Kabid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono, gempa megathrust terjadi ketika sebuah gempa berpusat di bidang kontak antar lempeng ke dalamnya kurang dari 45-50 km. Sebutan gempa megathrust mengacu pada tumbukan lempeng yang terjadi di kedalaman dangkal, Kids. Tumbukan lempeng atau yang dikenal sebagai zona subduksi inilah lokasi bertemunya lempeng samudra yang menimbulkan patahan yang menyebabkan lempengannya enggak lagi sejajar. Nah, semua aktivitas gempa yang bersumber di zona megathrust tersebut lalu dianggap sebagai gempa megathrust meski ukurannya enggak selalu besar. Baca Juga Persebaran Bencana Alam di Indonesia Gempa Bumi dan Gunung Meletus, Geografi Kelas 11 SMA Zona megathrust adalah fenomena yang sudah ada sejak jutaan tahun lalu ketika pembentukan kepulauan di wilayah Indonesia. Beberapa zona subduksi aktif yang jadi lokasi zona megathrust terdapat dari kawasan barat sampai timur Indonesia. Skala gempa megathrust ini berkisar antara magnitudo 8-9 SR. Jika sebuah gempa memiliki kekuatan sebesar SR bisa dikategorikan sebagai gempa terparah yang bisa terjadi di dunia. Salah satu gempa terparah dengan skala di angka 9 pernah terjadi di Aceh pada 26 Desember 2004 silam. Zona megathrust sering disebut juga sebagai zona subduksi Selat Sunda menjadi zona yang bertanggung jawab atas gempa bumi dan tsunami besar yang terjadi di seluruh belahan dunia. Zona megathrust terbagai menjadi tiga zona besar, yaitu Andaman Megathrust, Sumatra Megathrust, dan Jawa Megathrust. Lalu, apa saja dampak yang ditimbulkan oleh gempa yang satu ini? Dampak Gempa Megathrust 1. Picu Abrasi di Pantai Menyebabkan abrasi parah di pantai jika gempa megathrust ini diikuti dengan bencana tsunami setelahnya. Baca Juga Pengaruh Letak Geologis Pemicu Gempa Bumi, Geografi Kelas 11 SMA 2. Kerusakan bangunan Skala gempa yang besar membuat banyak dampak yang dirasakan di daratan. Gempa megathrust bisa memicu kerusakan infrastruktur parah, sampai bisa merobohkan bangunan. 3. Menimbulkan Korban Gempa yang sangat dahsyat bisa menimbulkan banyak korban jiwa, hingga korban luka-luka dan korban trauma. Nah, Kids, itu tadi beberapa informasi tentang gempa megathrust, gempa yang terjadi akibat tumbukan lempeng di zona subduksi Bumi. Semoga dengan mengetahui informasi ini, kamu jadi bisa lebih aware dan memahami karakteristik gempa agar bisa lebih bijak jika sewaktu-waktu bencana ini terjadi di wilayahmu. - Ayo kunjungi dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani dunia pelajaran anak Indonesia. Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
tMFjMv. 359 237 411 75 387 3 293 185 448

cerita rakyat yang berkaitan dengan bencana alam gempa bumi